Tanpa bermaksud untuk mengubah pandangan Anda terhadap valentine, rasanya saya ingin menyampaikan sesuatu hal penting dalam tulisan ini setelah sebelumnya dua kesimpulan yang adil menurut saya, sudah saya tulisankan pada Sejarah Hari Valentine.
Hubungan Valentine dan Lupercalia menjadi koneksi dimana kita dapat memahami asal usul valentine itu sendiri. Hari kasih sayang atau yang secara umum dipahami banyak orang sebagai valentine day berasal dari sejarah festival Lupercalia dan Juno Februata pada masa Romawi kuno.
Festival Lupercalia yang sudah menjadi tradisi bangsa Romawi kono ini tidak terlepas dari hal yang berbau sex. Kebenaran ini pernah di tulis oleh J. A. North dalam The Journal of Roman Studies, Vol. 98 (2008), pp. 144-160. Tentang "Why Is Lupercalia Associated With Valentine Days?" berikut kutipannya.
"It was also, to quote Cicero (Philippic I3): that day on which, sodden with wine, smothered with perfumes and naked (Antony) dared to urge the groaning people of Rome into slavery by offering Caesar the diadem that symbolized the kingship."Selain tulisan J. A. North, berikut kutipan dari sumber lain dalam tulisan "The Truth Behind St. Valentine’s Day" yang membenarkan hubungan valentine dan lupercalia merupakan tradisi nenek moyang Romawi kuno yang tidak bermoral dan tidak ada kehangatan kasih sayang dalam simbol valentine sebagai festival yang tidak terlepas dari hubungan sex.
As innocent and harmless as St. Valentine’s Day may appear, its traditions and customs originate from two of the most sexually perverted pagan festivals of ancient history: Lupercalia and the feast day of Juno Februata.
Celebrated on February 15, Lupercalia (known as the “festival of sexual license”) was held by the ancient Romans in honor of Lupercus, god of fertility and husbandry, protector of herds and crops, and a mighty hunter—especially of wolves. The Romans believed that Lupercus would protect Rome from roving bands of wolves, which devoured livestock and people.
Sumber: rcg.org
Dari kutipan di atas dapat dipahami bahwa, valentine days memiliki sejarah yang tidak bermoral, hal ini dapat dipahami dari beberapa sumber penulisan yang menjadi asal - usul hari valentine. Kutipan dari tulisan "The Truth Behind St. Valentine’s Day" mengandung makna lebih kurang sebagai berikut:
Hari valentine yang sudah menjadi tradisi murni dan kebiasaan-kebiasaan dan budaya saban perayaan Hari Kasih Sayang atau Valentine berasal dari dua festival yang sangat berbau seks di zaman Romawi kuno, yakni Lupercalia dan Juno Februata.
Dirayakan tiap 15 Februari, Lupercalia (dikenal sebagai festival sex berlisensi) yang digelar orang-orang Romawi kuno buat menghormati Lupercus, dewa kesuburan dan pertanian. Lupercus yang dikenal sebagai dewa pelindung hewan ternak dan hasil panen, pemburu sangat hebat, terutama serigala. Orang-orang Romawi meyakini Lupercus akan melindungi kerajaan mereka dari ancaman serigala.Budaya yang dipraktekkan para bangsa Romawi kuno untuk setiap perayaan hari valentine, ternyata tidak bergeser dari yang dipratekkan bangsa Romawi kuno. Tidak hanya di negara - negara barat, di Indonesia pun beberapa kasus sex dalam ritual valentine days juga terkuak. Hal ini sesuai dari beberapa sumber media online yang saya tulis di Sejarah Hari Valentine.
Terus apa pandangan masyarakat Indonesia mulai dari pemerintah, selebritis, motivator, profesional, pengusaha hingga masyarakat biasa dalam melegalkan perayaan valentine yang di yakini sebagai hari kasih sayang.
Saya pikir tidak ada satu pun kuminitas dari latar belakang apapun, kepercayaan apapun di Indonesia yang mesti merayakan hari valentine yang dikenal sebagai Hari Kasih Sayang. Bukankah hari kasih sayang semestinya dirayakan setiap hari dalam kehidupan? Atau justru kita pernah merayakan hari kasih sayang dalam perjalan hidup kita, sehingga hari valentine menjadi moment yang tepat untuk merayakannya?. .
Terlepas apa pendapat Anda, saya memandang perayaan valentine merupakan sebuah penghormatan, penghargaan terhadap budaya festifal sex berlisensi dari bangsa Romawi kuno.
Sepertinya kita sedang berada dalam pembodohan dan kesesatan. Kepercayaan apapun di Indonesia seharusnya tidak memberi penghormatan terhadap budaya yang tidak bermoral. Anyway, semua kembali kepada pribadi - pribadi kita untuk memandang valentine days sebagai sebuah hari kemulia. Akan kita semua mewarisi budaya fastival Lupercalia kepada anak cucu kita?
Demikian sharing informasi seputar valentine days dalam bungkusan Apa Hubungan Valentine dan Lupercalia. Semoga menjadi renungan untuk menyikapi lebih baik untuk bangsa Indonesia sebagai bangsa bermoral. Terimakasih sudah berkunjung ke ABas NAD. Silahkan share informasi ini semoga menjadi bahan bacaan terbaik untuk seluruh sahabat Indonesia. Selamat beraktifitas.
Berlanggan dan Artikel menarik lainnya
Dengan berlangganan artikel, anda akan menerima kiriman artikel GRATIS ke email anda
setiap ada artikel baru
yang diterbitkan di blog ini.
setiap ada artikel baru
yang diterbitkan di blog ini.
{ 0 komentar }
Posting Komentar
Komentar Anda sangat membantu kami untuk lebih baik.
Komentar yang mengandung SPAM, SARA & Pornografi tidak akan kami publish.
Terimakasih atas Pay Attentionnya